Kabarpublic.com – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki beragam motif batik khas yang tidak hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga dikenal hingga mancanegara.
Salah satu motif batik yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai warisan Kutai Timur adalah motif Batik Paku.
“Sejak 2012 saya sudah mulai belajar bagaimana cara mendesain motif Batik Paku khas Kutim, dan tahun 2015 saya mulai memproduksinya sendiri serta memasarkannya,” ungkap Risno, perancang motif Batik Paku, Rabu (19/2/2025).
Meski tidak setenar Batik Wakaroros, Batik Paku tetap memiliki pangsa pasar tersendiri.
Saat ini, Risno telah memiliki tiga karyawan yang ia latih secara khusus untuk mendesain dan memproduksi Batik Paku agar tetap lestari.
Dalam sebulan, mereka mampu memproduksi 50 hingga 100 lembar batik.
“Ini budaya lokal yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Pembeli kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang dari Malaysia,” katanya.
Mengenalkan Batik Paku Lewat Seni Musik
Selain memasarkan Batik Paku melalui penjualan, Risno juga memperkenalkan motif khas ini lewat sebuah video klip yang diiringi oleh alat musik tradisional Dayak, yaitu sape.
Dalam video tersebut, para pemeran mengenakan Batik Paku dan Batik Kayu Dayak Basap Karangan, dengan tema tentang orang tua yang mempersiapkan anaknya untuk hidup mandiri.
“Kalau bukan kita yang melestarikan budaya khas Kutim, siapa lagi? Ini harus tetap ada sebagai identitas, agar anak cucu kita di masa depan tetap bisa menikmati keindahan dan filosofi motif batik lokal,” pungkasnya.