DaerahPilihan Editor

Luwu Tembus Tiga Besar Proyek Investasi Terbaik di Ajang SSIC 2025

125
×

Luwu Tembus Tiga Besar Proyek Investasi Terbaik di Ajang SSIC 2025

Sebarkan artikel ini
Kantor Bupati Luwu

Kabarpublic.com – Pemerintah Kabupaten Luwu berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan menempati posisi tiga terbaik dalam ajang final South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2025 yang digelar pada Senin, 4 Agustus 2025, di Barru Ballroom, Novotel Makassar Grand Shayla.

Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Forum PINISI SULTAN ini mempertemukan proyek-proyek investasi unggulan dari 16 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Dari 18 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang dihimpun panitia, enam di antaranya terpilih untuk dipresentasikan langsung oleh kepala daerah masing-masing.

Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, menjadi perwakilan daerah yang tampil mempresentasikan proyek unggulan Luwu berupa Industri Pengolahan Rumput Laut Terpadu.

Proyek ini berhasil menarik perhatian dewan juri dan dinilai sebagai salah satu investasi potensial di kawasan timur Indonesia.

“Hasil presentasi dan pengujian menunjukkan Kabupaten Luwu berada di posisi terbaik ketiga, di bawah Kota Makassar di posisi kedua dan Kabupaten Bone sebagai terbaik pertama. Artinya, usulan investasi ini menjanjikan bagi investor,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Luwu, Muh. Rudi.

Baca juga:  Bupati Luwu Lepas 270 Jamaah Calon Haji: Titip Doa dan Harapan untuk Daerah

Rudi menjelaskan bahwa Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, dengan kontribusi sekitar 38 persen dari pasokan global.

Dari angka itu, Sulawesi Selatan menyumbang sekitar 65 persen, atau sekitar 4 juta ton per tahun, dan Kabupaten Luwu memberikan kontribusi signifikan sebesar 636.144 ton, atau 16,45 persen dari total produksi Sulsel.

“Produksi ini terdiri dari jenis Gracilaria sebanyak 323.043 ton dan Eucheuma cottonii sebesar 313.101 ton,” jelasnya.

Dengan potensi besar itu, Luwu memiliki modal kuat untuk menjadi pusat hilirisasi industri rumput laut di kawasan timur Indonesia.

Baca juga:  Luwu Utara Jadi Penopang Perekonomian di Sulsel?

Kabupaten ini memiliki garis pantai sepanjang 135 kilometer dan lahan tambak seluas 12.220 hektare yang tersebar di 11 kecamatan pesisir.

Namun, Rudi tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan di sektor ini, seperti fluktuasi harga jual, rantai distribusi yang panjang, dan kualitas bibit yang belum seragam.

Meski begitu, pihaknya optimistis proyek ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan.

“Pendapatan masyarakat bisa meningkat antara 10 hingga 15 persen, sementara produksi rumput laut diproyeksikan naik 30 hingga 50 persen. Kita juga memperkirakan 1.000 hingga 5.000 lapangan kerja baru akan tercipta,” ungkapnya.

Secara makro, proyek ini juga diproyeksikan akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 10–15 persen per tahun, serta mendorong pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor industri hingga 1,5 persen.

Baca juga:  Ketua PBB Kiswanuddin Dukung Patahuddin Maju di Pilkada Luwu 2024

Pemerintah juga akan mendorong penguatan UMKM lokal sebagai bagian dari ekosistem industri yang terintegrasi.

Sebagai bentuk dukungan kepada investor, Pemerintah Kabupaten Luwu menyiapkan berbagai insentif menarik, seperti fasilitasi perizinan, penguatan kelompok budidaya, hingga pembangunan infrastruktur pendukung.

Adapun lima daerah lainnya yang turut tampil di babak final SSIC 2025 adalah Kota Makassar dengan proyek Stadion Untia, Parepare dengan proyek SPAM Parepare, Jeneponto dengan Pabrik Garam Industri, Bone dengan Proyek Bioethanol, serta Luwu Timur yang mengusung pembangunan Rice Milling Unit.

Keberhasilan Luwu menembus tiga besar dalam SSIC 2025 menjadi bukti nyata bahwa potensi investasi sektor kelautan dan perikanan di daerah ini layak mendapat perhatian serius dari para pemodal, baik nasional maupun internasional. (**)