Kabarpublic.com – Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kota Palopo menemukan 30 ekor sapi milik masyarakat yang terindikasi terpapar virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Temuan ini diketahui setelah adanya laporan warga terkait gejala pada hewan ternak yang mirip dengan PMK.
Pihak Dispertanak pun segera turun langsung ke sejumlah lokasi untuk melakukan pemeriksaan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dispertanak Kota Palopo, Burhanuddin, mengungkapkan bahwa kasus PMK di Kota Palopo pertama kali dilaporkan oleh masyarakat pada Sabtu (11/1/2025) pekan lalu di Kelurahan Balandai, lorong SMK 2 Palopo.
“Kami telah mengunjungi lokasi peternak tersebut dan menemukan sekitar 30 ekor sapi yang menunjukkan gejala klinis PMK,” kata Burhanuddin kepada wartawan, belum lama ini.
“Kami juga telah memanggil pemiliknya dan memberikan edukasi mengenai PMK, yang merupakan penyakit sangat menular pada hewan ruminansia, terutama sapi, kambing, dan babi, dengan dampak paling besar pada sapi dan kerbau,” ujarnya menambahkan.
Burhanuddin menjelaskan bahwa pada tahun 2022, saat wabah PMK merebak, tidak ada hewan ternak di daerah tersebut yang divaksin karena kesulitan dalam menangkap sapi yang dilepasliarkan secara bebas oleh pemiliknya.
“Pada saat itu, edukasi sulit dilakukan karena banyak peternak yang enggan ternaknya divaksin. Sekarang kami kembali memberikan edukasi bahwa PMK sangat menular dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, bahkan kematian apabila sapi tidak dapat makan dan tidak dikandangkan,” jelasnya.
Ia juga mengimbau para peternak untuk segera mengandangkan sapi yang menunjukkan gejala PMK dan memastikan kondisi kandang tetap kering agar infeksi pada kuku tidak semakin parah.
“Kami menganjurkan agar sapi yang mengalami gejala segera dikandangkan, diberi atap, dan dijaga agar lantainya tetap kering. Jika lingkungan kandang basah, infeksi pada kuku dapat semakin parah dan memperbesar risiko penyebaran penyakit,” tambah Burhanuddin.
Dispertanak Palopo juga memberikan multivitamin kepada sapi-sapi yang terdampak untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
“Kami memberikan multivitamin dengan harapan daya tahan tubuh ternak meningkat. Virus akan lebih mudah menyerang ternak dengan daya tahan tubuh yang lemah, sehingga langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran,” pungkasnya. (**)