HeadlineNasional

Enam Menteri Teken MoU Implementasi PP Tunas 2025, Menag Nasaruddin: “Handphone Bisa Jadi Malaikat, Bisa Jadi Iblis”

287
×

Enam Menteri Teken MoU Implementasi PP Tunas 2025, Menag Nasaruddin: “Handphone Bisa Jadi Malaikat, Bisa Jadi Iblis”

Sebarkan artikel ini
Menteri Agama Nasaruddin Umar

Kabarpublic.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama lima menteri lainnya menandatangani Nota Kesepahaman Rencana Aksi Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak, yang dikenal sebagai PP Tunas.

Kegiatan berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (31/7/2025).

Penandatanganan ini menjadi wujud komitmen lintas kementerian dalam memperkuat pelindungan anak di ruang digital yang kini semakin kompleks dan penuh tantangan.

Lima menteri yang turut menandatangani kesepakatan tersebut adalah Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi.

Baca juga:  Warga Latimojong Dievakuasi dengan Berjalan Kaki Hingga Puluhan Kilometer

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pesan moral dan religius di hadapan pelajar madrasah dan sekolah umum yang hadir.

Ia mengingatkan bahwa teknologi, khususnya ponsel pintar, memiliki dua sisi yang harus disadari sejak dini oleh anak-anak.

“Handphone ini bisa ada iblisnya, bisa ada malaikatnya. Gunakan handphone untuk kebaikan, mencari ilmu, belajar agama. Jangan menengok iblisnya ya, lihat malaikatnya,” ujar Menag.

PP Tunas hadir sebagai respon atas berbagai risiko yang dihadapi anak-anak dalam dunia digital, mulai dari paparan konten negatif, penyalahgunaan data pribadi, adiksi, hingga dampak psikologis yang merugikan perkembangan mereka.

Menag Nasaruddin menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai agama sebagai filter utama dalam menjelajahi dunia maya. Ia memberikan tips sederhana namun penuh makna, seperti memulai aktivitas digital dengan doa.

Baca juga:  Lepas Kloter Pertama Haji 2025, Menag Nasaruddin Ingatkan Hal Ini

“Setiap kali membuka handphone, kalau yang beragama Islam, baca Bismillahirrahmanirrahim. Supaya nanti jangan terbuka iblisnya itu. Kalau terbuka iblisnya, cepat pindah ke malaikatnya,” pesannya.

Ia juga mengajak para pelajar untuk berani menegur teman yang mengakses konten negatif dan menumbuhkan kebiasaan saling mengingatkan dalam kebaikan.

“Kalau kalian melihat ada teman yang membuka sisi iblis dari pemanfaat handphone, tegur dia ya. ‘Eh, jangan, itu merusak dalam pikiran kita,’” imbaunya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa teknologi bukanlah musuh, melainkan alat. Yang membedakan manfaat atau mudaratnya adalah bagaimana teknologi itu digunakan.

Baca juga:  DKPP Imbau KPU dan Bawaslu Segera Ganti Penyelenggara Pemilu yang Diberhentikan

“Di handphone itu ada pembelajaran, belajar ngaji, azan, dan lainnya. Itu bagian dari malaikatnya,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi semua pihak kementerian, lembaga pendidikan, tokoh agama, hingga orang tua dalam mendampingi anak-anak di era digital.

“Perlindungan anak tidak cukup dengan regulasi, tapi juga perlu bimbingan hati dan akhlak,” tegas Menag.

Penandatanganan nota kesepahaman ini diharapkan menjadi langkah awal yang solid dalam menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan ramah anak.

Menag menutup pidatonya dengan harapan besar:

“Semoga kita semua diberkahi. Ini adalah pelajaran agar kita tetap berpihak pada nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan digital,” pungkasnya.