Kabarpublic.com – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafii membuka opsi pelaksanaan pembelajaran daring bagi siswa lembaga pendidikan agama dan keagamaan yang terdampak bencana banjir.
Kebijakan ini diambil untuk memastikan hak belajar peserta didik tetap terpenuhi meski aktivitas belajar tatap muka belum memungkinkan.
Hal tersebut disampaikan Wamenag usai meninjau langsung kondisi korban bencana banjir di sejumlah wilayah, meliputi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Dalam kunjungan tersebut, Wamenag turut mendampingi Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak di Aceh Utara, Tapanuli Selatan, serta Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatra Barat.
“Khusus yang terkait dengan properti yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, kami ingin memastikan bahwa anak-anak yang belajar di pondok dan madrasah tidak boleh kehilangan haknya untuk terus belajar. Jika kondisi fisik pondok dan madrasah belum memungkinkan, kami telah mengambil kebijakan agar kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan secara daring,” ujar Romo Muhammad Syafii di Padang, Sabtu (13/12/2025).
Selain memastikan keberlangsungan proses belajar, Kementerian Agama juga terus mengupayakan pengumpulan pembiayaan untuk memperbaiki sarana pendidikan keagamaan yang terdampak bencana.
Renovasi akan dilakukan secara bertahap, mulai dari bangunan dengan kategori rusak ringan hingga rusak berat.
“Tentu saja kami terus berupaya. Selain tanggap darurat yang sudah kami lakukan, kami juga terus mengumpulkan pembiayaan untuk merenovasi pondok dan madrasah yang mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat,” sambungnya.
Wamenag menjelaskan, pada tahap awal penanganan bencana, fokus utama Kementerian Agama adalah melakukan langkah tanggap darurat.
Tujuannya agar masyarakat terdampak dapat bertahan, mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, serta tetap memiliki semangat menghadapi situasi pascabencana.
“Setelah itu, kita lakukan perbaikan-perbaikan terhadap properti yang mengalami kerusakan,” jelasnya.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Wamenag juga menaruh perhatian khusus pada kondisi rumah ibadah umat Kristiani.
Ia meminta jajaran Kemenag di daerah untuk segera melaporkan kerusakan rumah ibadah agar tidak menghambat pelaksanaan ibadah Natal dan Tahun Baru.
“Kami meminta aparat Kemenag di daerah segera melaporkan kerusakan rumah-rumah ibadah saudara kita yang Nasrani, agar tidak terhalang kegiatan mereka melaksanakan Natal dan Tahun Baru,” tegasnya.
Tak hanya gereja, sejumlah masjid, musala, dan surau juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir.
Saat ini, Kementerian Agama tengah melakukan pendataan menyeluruh terhadap rumah ibadah terdampak untuk segera dilakukan perbaikan.
“Karena apa pun ceritanya, perbaikan fisik ini sangat mendesak. Namun ketenangan psikis masyarakat juga dibentuk melalui kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, rumah ibadah harus segera diperbaiki agar bisa digunakan kembali sebagaimana mestinya,” tandasnya. (**)







