Kabarpublic.com – Tim Kementerian Agama (Kemenag) bersama relawan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) terus berupaya menyalurkan bantuan kemanusiaan hingga ke wilayah paling terdampak dan terisolir akibat banjir di Aceh Tamiang.
Kerja keras tersebut akhirnya mengantarkan tim menembus Desa Lubuk Siduk, salah satu daerah dengan kondisi kerusakan terparah.
Lubuk Siduk menjadi wilayah yang sempat terputus akses akibat banjir besar yang merusak berbagai infrastruktur vital.
Dari seluruh bangunan di desa tersebut, hanya satu masjid yang masih berdiri utuh, yakni Masjid Lubuk Siduk, yang kini difungsikan sebagai posko pengungsian warga.
“Setelah perjalanan panjang, tim bisa menembus Lubuk Siduk, satu desa yang infrastrukturnya rusak dan tinggal satu masjid. Ini adalah daerah paling terisolir dan baru beberapa hari lalu bisa ditembus,” ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Bimas Islam Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, Minggu (21/12/2025).
Tim Kemenag bersama Baznas dan LAZ menyerahkan berbagai bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.
Bantuan yang disalurkan antara lain berupa genset beserta bahan bakar untuk penyediaan listrik, mobil pengangkut air bersih, toren air, peralatan memasak, popok bayi, serta berbagai kebutuhan dapur lainnya.
“Kami datang, mendengarkan penjelasan kepala desa atau Datuk, dan menyerahkan bantuan sesuai kebutuhan mendesak warga,” lanjut Waryono.
Selain itu, untuk Masjid Besar Al Huda yang juga menjadi tempat pengungsian, tim turut menyalurkan bantuan berupa karpet, sajadah, serta kebutuhan harian bagi para pengungsi.
Menurut Waryono, dalam waktu dekat masih diperlukan bantuan tambahan, khususnya peralatan untuk membersihkan rumah warga yang terendam lumpur akibat banjir.
“Alhamdulillah, saya juga melihat Baznas telah membuka Dapur Umum Tanggap Bencana di Aceh Tamiang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk penanganan jangka panjang, dibutuhkan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, Baznas, dan LAZ dalam menyiapkan hunian layak bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana.
Tak hanya fokus pada bantuan material, pemerintah bersama Baznas dan LAZ juga memberikan pendampingan psikososial atau trauma healing kepada warga terdampak, khususnya anak-anak.
Upaya ini sebelumnya telah dilakukan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam kunjungannya ke Aceh pada 18–20 Desember 2025.
“Kami juga melakukan hal yang sama, memberikan trauma healing di MIN 5 yang roboh dan hanyut terbawa banjir. Anak-anak pengungsi kami ajak bermain dan bernyanyi, serta diberikan hadiah,” jelas Waryono.
Ia berharap pendekatan tersebut dapat membantu mengurangi trauma dan kesedihan yang dialami para korban, khususnya anak-anak.
“Semoga pendekatan ini bisa sedikit mengobati kesedihan mereka,” pungkasnya. (**)







