NasionalNews

Simposium Nasional SMSI Soroti Masa Depan Media dan Tantangan Indonesia Emas 2045

7
×

Simposium Nasional SMSI Soroti Masa Depan Media dan Tantangan Indonesia Emas 2045

Sebarkan artikel ini
erikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat menggelar Simposium Nasional

Kabarpublic.com – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat menggelar Simposium Nasional bertema “Menyongsong Indonesia Emas 2045: Media Baru dan Platform Global Sebuah Keniscayaan” di Sekretariat SMSI Pusat, Sabtu (15/11/2025).

Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian pembukaan resmi Press Club Indonesia.

Dalam sesi diskusi, narasumber dari Koordinator Bidang Organisasi dan Tata Kelola Publisher Rights Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB), Alexander Suban, menegaskan perlunya kolaborasi erat antara perusahaan media dan platform digital di tengah perubahan ekosistem distribusi informasi.

Menurut Alexander, media tidak lagi bisa hanya mengandalkan saluran distribusi internal seperti pada era media cetak. Perkembangan teknologi menempatkan platform digital pada posisi dominan dalam penyebaran berita.

Baca juga:  SMSI Palopo Audiensi dengan Kepala Imigrasi, Bahas Profesionalisme Media dan Sinergi Informasi

“Distribusi berita saat ini banyak ditentukan oleh platform digital. Karena itu, kerja sama antara media dan platform menjadi sangat penting,” jelasnya.

Alexander menuturkan Komite KTP2JB berperan memfasilitasi kolaborasi bisnis, monetisasi, hingga peningkatan kapasitas perusahaan media.

Komite juga mendorong regulasi yang memperkuat posisi media dalam bernegosiasi dengan platform global, mengingat karakter komunikasi Indonesia yang kerap membutuhkan persetujuan lintas pihak.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak perusahaan pers lebih aktif memanfaatkan fitur-fitur canggih yang disediakan platform digital agar dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha.

Simposium juga menghadirkan narasumber kedua, Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo. Dalam pemaparannya, ia mengungkap kondisi aktual industri media yang tengah menghadapi tantangan berat.

Baca juga:  Debat Perdana Dilaksanakan di Makassar, FP2KEL: Sejatinya Cukup di Luwu

“Jika kita bicara Indonesia Emas 2045, maka dua puluh tahun ke depan tidak akan mudah. Tantangan dua sampai tiga tahun ke depan saja sudah sangat kompleks,” ujar Agus.

Ia menyoroti ketidakseimbangan antara jumlah perusahaan pers dan kemampuan ekonomi yang menopang industri tersebut.

Banyak media terus bermunculan tanpa mempertimbangkan realitas pasar, sehingga memperbesar tekanan dalam ekosistem pers.

Agus juga menyinggung persoalan tanggung jawab bersama antar pelaku industri, termasuk peran organisasi seperti SMSI dalam memperjuangkan regulasi dan ekosistem yang lebih adil, terutama terkait insentif dan hubungan dengan platform digital.

Dalam paparannya, Agus menyoroti perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin berpengaruh terhadap produksi konten.

Baca juga:  Ketua DPRD Sulsel Terima Audiensi Pengurus SMSI, Bahas Sinergi Media dan Legislatif

Ia menilai kualitas data sangat menentukan kecerdasan AI.

“AI seperti ChatGPT akan semakin cerdas jika data yang diproduksi benar. Tapi jika kualitas datanya rendah, AI justru bisa meracuni. Semakin tidak cerdas datanya, semakin bodoh hasilnya,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan potensi masalah ketika mayoritas media bergantung pada AI untuk produksi konten.

“Bayangkan jika dari 1.000 media, 900 memakai AI. Kita bisa banjir konten, tetapi kualitasnya belum tentu meningkat,” ujarnya.

Sesi diskusi diakhiri dengan tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber, menambah dinamika pemahaman mengenai arah perkembangan media Indonesia dalam menyongsong era Indonesia Emas 2045. (**)