KABARPUBLIC.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gempa 5 magnitudo mengguncang Ternate, Maluku Utara, Senin (26/8/2024), pukul 07.17 WIB.
Getarannya terasa hingga Jailolo dan Tidore, Maluku Utara, yang berjarak 115 kilometer dari pusat gempa.
Dalam peringatan dini yang diekspose melalui sistem aplikasi info BMKG di Jakarta, melaporkan pusat gempa tersebut terletak di laut pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 1,16 LU:126,43 BT atau berjarak 112 kilometer dari arah barat laut, Ternate.
Selain Ternate getaran gempa juga terdeteksi BMKG mengguncang beberapa saat di Jailolo dan Tidore, Maluku Utara, yang berjarak 115 kilometer dari pusat gempa.
Berdasarkan analisa sementara seismologist BMKG gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Namun masyarakat diimbau waspada seraya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sampai hasil analisa peristiwa menyeluruh dilaporkan oleh BMKG.
Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Banjir Bandang
Sebelumnya, dilansir dari laman resmin BNPB jika wilayah Kelurahan Rua, Ternate, Maluku Utara juga mendapat musibah bencana banjir bandang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengevakuasi 22 korban banjir di antaranya 13 orang meninggal dunia dan sembilan orang mengalami luka-luka.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan pihaknya sudah mendirikan dua posko pengungsian yang tidak jauh lokasi bencana banjir bandang.
Pihaknya juga masih melakukan pencarian terhadap enam orang yang masih hilang dengan menggunakan mesin pompa alkon.
“Penggunaan mesin pompa air akan dioptimalkan dalam 3×24 jam ke depan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, dan TNI/Polri,” ujarnya, Senin (26/8/2024).
Lebih dari tiga unit mesin pompa alkon dari BNPB dikirimkan ke lokasi bencana hari ini, lengkap beserta selang ratusan meter dan perangkat eksternalnya.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan petugas gabungan di lapangan, kata dia, mesin pompa air dipilih untuk memperbesar peluang korban yang hilang ditemukan selamat dibandingkan menggunakan alat berat seperti ekskavator, yang di saat bersamaan sudah disiapkan 10 unit ekskavator oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate.
Menurut dia, setiap mesin pompa air tersebut dioperasikan secara serentak untuk menyiram atau membersihkan tumpukan material tanah yang dicurigai di bawahnya menimbun tubuh ke enam korban. (*)