Kabarpublic.com – Wakil Bupati Luwu Utara, Jumail Mappile, menyampaikan pernyataan tegas dan penuh makna saat memimpin apel pagi di Lapangan Upacara Kantor Bupati, Selasa (22/4/2025).
Di hadapan ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN), ia menekankan bahwa penanganan banjir merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas satu entitas atau lembaga tertentu.
“Kepedulian Bupati terhadap persoalan banjir ini sangat tinggi, sehingga kita diminta ikut menjadi bagian dari penanganan banjir, karena ini juga bagian dari kewenangan pemerintah daerah,” ujar Jumail.
Ia menegaskan pentingnya perubahan pola pikir dalam menghadapi bencana, khususnya banjir yang kerap melanda wilayah Luwu Utara. Menurutnya, saat ini tidak ada ruang untuk saling lempar tanggung jawab.
“Ketika terjadi bencana, jangan lagi ada yang berpikir bahwa ini kewenangannya balai sungai, atau balai jalan. Tidak ada itu! Kalau sudah masalah bencana, semua harus terlibat dalam penanganannya,” tegasnya.
Dalam arahannya, Jumail juga menyinggung filosofi pemerintahan otonomi daerah.
Ia menyebut bahwa daerah adalah bagian dari pusat, dan sebaliknya, pusat adalah bagian dari daerah.
Oleh karena itu, sinergi antarsemua lapisan pemerintahan sangat penting dalam penanganan bencana.
Lebih lanjut, ia mengajak para ASN untuk menjadi pionir dalam gerakan sosial yang mendukung penanganan banjir, khususnya di wilayah Malangke yang menjadi langganan banjir setiap tahun.
“Harus ada gerakan massal, gerakan sosial untuk membantu penanganan bencana. Banjir di Malangke ini harus kita selesaikan,” kata mantan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) ini.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah juga telah menggerakkan desa-desa dan melibatkan kalangan pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap bencana, untuk ikut serta memberikan bantuan dan solusi.
“Apapun yang dibantu, kita harus terima, dan itu harus kita gerakkan bersama. ASN harus mempelopori gerakan sosial ini, termasuk mengajak partisipasi masyarakat desa,” jelasnya.
Wabup Jumail juga menekankan bahwa ASN harus menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi dan pencerahan kepada masyarakat, terutama dalam membangun empati dan semangat gotong royong menghadapi bencana.
“Kalau kita mengandalkan dana semata, tentu tidak akan cukup. Maka kita yang harus bergerak di depan. Kita harus berempati pada penderitaan masyarakat,” tandasnya.
Sebagai penutup, Jumail mengajak seluruh ASN untuk memulai dari diri sendiri. Ia mengatakan bahwa dengan curah hujan yang tinggi dan potensi banjir yang besar, penanganan banjir harus dijadikan sebagai gerakan bersama dan berkelanjutan.
“Gerakan ini harus kita mulai dari sekarang. Luwu Utara ini potensi banjirnya tinggi. Maka penanganan banjir wajib menjadi gerakan sosial,” pungkasnya. (*)