Kabarpublic.com – Suasana kawasan Monas hingga Bundaran HI dipadati ribuan warga yang antusias menyaksikan pawai karnaval HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025).
Sorak sorai masyarakat pecah ketika kereta kencana Garuda Prabayaksa bergerak, menandai dimulainya arak-arakan yang diikuti seluruh Kementerian dan lembaga negara.
Sebagai pembuka karnaval, sebuah truk hias tampil menawan dengan dekorasi bak kapal besar.
Truk tersebut dipenuhi simbol rumah ibadah masjid, gereja, klenteng, stupa, hingga pura yang berdiri berdampingan dalam balutan warna emas, melambangkan kejayaan, harmoni, dan cita-cita bangsa.
Bendera merah putih yang membentang di sisi kanan-kiri kendaraan menambah kesan gagah, seakan menjadi layar “kapal persatuan” yang berlayar di samudera kebhinnekaan.
Di bagian depan, ornamen burung Garuda berdiri megah. Sementara di atas truk, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i, Kepala BPKH Fadhlul Imansyah, Kepala BP Haji Irfan Yusuf, serta Wakil Kepala BPJPH Afriansyah Noor melambaikan tangan, menyapa warga yang memadati jalan protokol Jakarta.
“Keren banget! Ada hiasan rumah ibadah berbagai agama. Jadi bangga lihatnya,” ujar Rita (29), warga Tebet, yang hadir bersama keluarganya.
Sepanjang jalur karnaval, warga bersorak riuh. Anak-anak tampak bersemangat mengibarkan bendera kecil, sementara para orang tua mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.
Saat truk melintas di kawasan Sarinah, suasana semakin meriah dengan alunan musik, tari, serta atraksi budaya yang mempertegas nuansa persaudaraan.
“Kita ingin menghadirkan semangat kerukunan melalui truk yang diusung empat lembaga ini. Indonesia bisa menjadi bangsa besar dan megah, bila kerukunan ini bisa selalu kita jaga,” ujar Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin.
Menurutnya, truk hias tersebut mengusung tema “Menjaga Kerukunan Umat Beragama dan Inklusivitas Generasi Muda”.
Lebih dari sekadar ornamen gemerlap, kendaraan ini membawa pesan simbolik: kerukunan lintas iman sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Kemerdekaan sejati akan semakin kokoh bila dijaga dengan persatuan dan kebersamaan lintas iman, budaya, dan generasi,” tandas Fauzin.(**)