Kabarpublic.com – Sebanyak 40 santri dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Balebo, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, dilatih menulis berita sesuai dengan kaidah jurnalistik, Ahad (17/11/2024), di Aula Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Balebo.
Pelatihan menulis berita ini merupakan rangkaian kegiatan dari Pelatihan Jurnalistik yang digelar Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Balebo selama dua hari, 16 – 17 November 2024, di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah.
Materi penulisan berita ini dibawakan oleh Lukman Hamarong. Dalam pemaparannya, Lukman mengatakan bahwa sejatinya semua manusia ada seorang penulis.
“Kita-kita ini sejatinya adalah seorang penulis, minimal penulis bagi sejarah hidup kita masing-masing,” terang Lukman.
Untuk itu, mantan Pranata Humas Diskominfo-SP ini mengajak seluruh peserta untuk menjadi penulis yang baik, yang tulisannya bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.
“Hari ini, saya diberikan amanah membawakan materi yang berjudul Ide, Editorial, dan Berita,” ucapnya.
Kata Lukman, untuk menulis berita, maka seseorang harus tahu dulu apa-apa saja yang perlu disiapkan.
“Ada lima hal yang mesti dilakukan, yaitu planning (merencanakan peliputan), hunting (mengumpulkan bahan berita), writing (menulis berita), editing (menyunting naskah berita), dan publishing (menyebarluaskan berita),” paparnya.
Lima aktivitas jurnalisme ini, kata Lukman, mesti dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan produk peliputan yang baik.
“Jadi, menulis berita itu juga perlu persiapan dan perencanaan. Kita siapkan alat peliputannya, kita datangi lokusnya, kita kumpulkan bahan beritanya, kita menulis naskah beritanya, lalu kita edit, sebelum disebarluaskan ke publik,” jelasnya.
Tak kalah pentingnya, Kepala UPT Pariwisata Disporapar ini menjelaskan bahwa untuk menulis berita straight news yang jamak digunakan oleh media saat ini, maka mesti memperhatikan unsur-unsur penting dalam menulis berita, yaitu 5W + 1H.
“Saya kira kita semua pernah mendengar istilah 5W + 1H. Inilah rumus sesungguhnya yang kita gunakan untuk menulis berita straight news. Apalagi saat ini semua serba digital, di mana unsur kecepatan sangat dibutuhkan dalam membuat berita,” imbuhnya.
Masih Lukman, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah menulis berita menggunakan piramida terbalik.
“Model ini paling banyak digunakan dalam menulis berita, yang menekankan kepada kita menulis berita mulai dari yang sangat penting, penting dan kurang penting,” jelasnya lagi.
“Kita juga mesti memahami konstruksi atau bagunan sebuah berita agar berita yang kita tulis itu mudah dipahami pembaca, atau yang kita kenal dengan istilah struktur berita, yaitu judul berita, teras berita, dan tubuh berita. Jika tiga hal ini bisa kita kuasai dengan baik, maka kita bisa menulis berita dengan mudah,” terangnya.
Di akhir pemaparannya, alumnus Unanda ini juga memberikan praktik langsung menulis berita, utamanya bagaimana menyusun struktur berita, mulai dari judul berita, teras berita, dan tubuh berita yang kemudian dilanjutkan dengan menulis berita yang memenuhi unsur 5W + 1H.
Sekadar diketahui, Pelatihan Jurnalistik yang dibuka Kepala SMK Darul Arqam Muhammadiyah, Shandy, juga menyiapkan beberapa materi.
Selain penulisan berita, para peserta juga menerima materi tentang teknik wawancara, kode etik jurnalistik, dan teknik dasar fotografi.
Pelatihan Jurnalistik yang mengambil tema “Kolaborasi Santri Mewujudkan Tim Media dan Tim Jurnalis yang Berdedikasi” ini diharapkan menjadi wadah yang tepat bagi santri dan santriwati untuk mengasah kemampuan menulisnya, baik menulis berita maupun opini. (LHr)