Kabarpublic.com – Program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dipastikan akan melibatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk mengatur menu makanan yang disajikan.
Hal ini diungkapkan oleh Dirgayuza Setiawan, Editor Buku ‘Strategi Transformasi Bangsa’, Prabowo Subianto.
Dirgayuza menjelaskan bahwa langkah ini sejalan dengan visi Prabowo untuk memanfaatkan teknologi digital guna memastikan bahan makanan dari petani, peternak, dan nelayan diolah dengan optimal.
“Untuk program ini, mulai tahun 2025, kami sudah akan menggunakan AI untuk membantu setiap kepala dapur menentukan menu selama tujuh bulan,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Ia menjelaskan bahwa prosesnya dimulai dengan kepala dapur menginput data ke dalam sistem mengenai bahan pangan yang tersedia secara lokal, termasuk harga dan kualitasnya.
Menurut Dirgayuza, penentuan menu makanan bergizi yang direkomendasikan oleh AI didasarkan pada dataset dari Kementerian Kesehatan, yang mencakup informasi tentang jumlah kalori dan kandungan gizi dari berbagai makanan di Indonesia.
“Kami bisa menentukan menu yang sesuai untuk mencapai tiga target utama: jumlah makanan yang disediakan, harga per porsi, dan target nutrisi dalam hal kalori serta makronutrien dan mikronutrien,” jelasnya.
Pelibatan AI ini, lanjut Dirgayuza, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa bahan pangan lokal dimanfaatkan secara maksimal.
Kata dia, ini juga menghilangkan pendekatan lama, di mana penentuan daftar belanja bahan makanan dimulai dengan menentukan menu terlebih dahulu.
Sebagai contoh, jika menu yang dipilih adalah nasi opor dan telur balado, masyarakat biasanya akan pergi ke pasar untuk membeli ayam, bumbu, telur, dan bahan lainnya.
Namun, pendekatan ini sering kali menemui kendala jika bahan pangan yang dibutuhkan tidak tersedia di pasar terdekat.
“Nah, kalau dilakukan secara manual, kepala dapur bisa pusing karena harus memastikan apakah jumlah kalori dan protein per porsi memenuhi standar, terutama untuk anak-anak SD dan SMP,” ungkapnya.
“Dengan AI, proses ini menjadi jauh lebih mudah dan memungkinkan kami menggunakan bahan pangan dari masyarakat lokal,” pungkasnya. (*)