Kabarpublic.com – Tribun Lapangan Andi Djemma Belopa menjadi saksi pelaksanaan kegiatan edukatif dan promotif dalam bidang kesehatan, Sabtu (21/6).
Sosialisasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi masyarakat awam serta Early Warning System (EWS) dan Code Blue bagi tenaga kesehatan digelar dalam rangka memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kondisi gawat darurat, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Cabang Sulsel, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Luwu.
Tak hanya itu, kegiatan juga dirangkaikan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui aksi bergizi berupa pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri serta senam kebugaran bersama.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, dr. Rosnawary, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi lintas sektor ini.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi, pengetahuan, serta keterampilan masyarakat dan tenaga kesehatan dalam penanganan kondisi kritis, sekaligus memperluas cakupan gizi masyarakat, khususnya remaja putri,” ujar dr. Rosnawary.
Sementara itu, dr. Hasbullah selaku Sekretaris Departemen Ilmu Anestesi FK Unhas menekankan pentingnya penguasaan BHD oleh masyarakat awam.
“Bantuan hidup dasar adalah kemampuan menyelamatkan nyawa dalam situasi henti jantung atau napas. Setiap orang sebaiknya memiliki keterampilan ini, bukan hanya tenaga medis,” jelasnya.
Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, yang membacakan sambutan Bupati Luwu, menyatakan bahwa menjaga nyawa adalah tanggung jawab bersama.
“Kesiapsiagaan dalam kondisi gawat darurat sangat bergantung pada respons cepat masyarakat. Sosialisasi BHD kepada warga awam sangat krusial agar mereka bisa menjadi penyelamat pertama sebelum petugas medis tiba,” ungkapnya.
Dhevy juga menyoroti pentingnya sistem deteksi dini di fasilitas layanan kesehatan.
“Early Warning System dan penanganan cepat melalui Code Blue adalah kunci keselamatan pasien. Ini adalah bentuk keseriusan Pemkab Luwu dalam menjamin mutu layanan dan membangun kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan kita,” tutupnya.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati Luwu Muh. Dhevy Bijak Pawindu, SH, Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu Hj. Kurniah Patahudding, Kepala Dinas Kesehatan Luwu dr. Rosnawary, Ketua Perdatin Sulsel, Sekretaris Departemen Ilmu Anestesi FK Unhas, Ketua Program Studi Anestesiologi FK Unhas, serta Ketua IDI Cabang Luwu. (**)