Kabarpublic.com – Tak ada yang bisa menghalangi semangat Rizky Mulia Sari Harahap, dalam mendidik generasi muda, termasuk keterbatasan fisik yang dimilikinya.
Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Serdang Bedagai ini telah membuktikan bahwa disabilitas bukanlah hambatan untuk berkarya dan mengabdi di dunia pendidikan.
Sejak lahir 36 tahun lalu, Sari begitu ia akrab disapa mengalami gangguan pada tangan kirinya.
Namun, kondisi tersebut tidak menghalanginya untuk meraih pendidikan hingga akhirnya menjadi seorang guru.
Perjalanan kariernya dimulai sebagai guru honorer di MTsN Serdang Bedagai.
Dengan penuh ketekunan, ia mengikuti seleksi CPNS tahun 2018 dan berhasil lolos, hingga akhirnya diangkat sebagai guru PNS di Kementerian Agama pada Maret 2019.
“Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 1 Juni 2019, saya ditugaskan mengajar di MTsN Sergai. Ini adalah anugerah dari Allah SWT. Saya lulus seleksi khusus dan dipercaya menjadi seorang guru,” ujar Sari, dikutip dari kementerian agama, Senin (17/2/2025).
Sari mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Meski memiliki keterbatasan pada tangan kirinya, ia tetap berusaha mengajar dengan penuh semangat.
Teknologi menjadi alat bantu bagi Sari dalam memberikan materi pembelajaran kepada murid-muridnya, seperti penggunaan laptop dan infokus.
“Mungkin awalnya siswa merasa bingung karena biasanya mereka diajar oleh guru yang tidak memiliki keterbatasan fisik, tetapi seiring waktu mereka mulai memahami dan menerima kondisi saya,” ungkapnya.
Setiap hari, Sari menempuh perjalanan sekitar 30 kilometer dari rumahnya di Dusun 11, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang menuju sekolah.
Ia menggunakan angkutan umum untuk berangkat dan pulang kerja.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Sari tak pernah mengeluh.
Ia percaya bahwa keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk berhenti mengejar mimpi.
“Saya terbiasa hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Yang terpenting ada niat, pasti bisa,” tuturnya.
Kepala MTsN Serdang Bedagai, Nurleli, mengapresiasi kegigihan Sari dalam mendidik siswa.
Menurutnya, Sari adalah bukti nyata bahwa disabilitas bukan halangan untuk berkarya.
“Beliau adalah contoh nyata bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk menjadi tenaga pendidik yang kompeten.
Sari telah mematahkan stigma bahwa disabilitas hanya menjadi beban,” ujar Nurleli.
Bahkan, Sari begitu dekat dengan murid-muridnya. Salah seorang siswi, Laura Audya Br Purba, mengaku sangat terinspirasi oleh sosok gurunya.
“Ustazah Sari adalah guru yang luar biasa. Semangat dan cara mengajarnya sangat menginspirasi kami. Bahkan kami sering berkunjung ke rumahnya dan menonton bioskop bersama,” kata Laura. (**)