LUWU UTARA, KABARPUBLIC.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Luwu Utara melalui Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) menggelar Sosialisasi dan Edukasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di kecamatan Seko, sebuah kecamatan yang terletak di wilayah pegunungan.
Sosialisasi ini digelar selama dua hari, yaitu pada 21 Mei 2024 bertempat di SMPN 2 Seko dengan peserta dari kalangan pelajar SMP.
Sementara sosialisasi yang sama juga digelar sehari kemudian, yaitu 22 Mei 2024 di Aula Kantor Kecamatan Seko, dengan peserta dari kalangan masyarakat.
Penanggung Jawab (PJ) Pelayanan Kesehatan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan, Widyastuti Djafar mengatakan, akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat adalah sebuah target yang harus dicapai dalam rangka memberikan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan.
”Kejadian gawat darurat ini tentunya tidak bisa diprediksi. Kapan pun dan di mana pun seseorang dapat mengalami kejadian kegawatdaruratan yang tentunya membutuhkan pertolongan dengan segera,” kata Widyastuti dalam sambutannya di hadapan para peserta.
Widyastuti mengatakan, keterlambatan penanganan kegawatdaruratan dapat mengakibatkan kecacatan fisik atau bahkan sampai kepada kematian.
Menurutnya, peningkatan jumlah korban (pasien) yang meninggal dan mengalami kecacatan pada kejadian gawat darurat adalah dampak dari penanganan gawat darurat yang kurang optimal.
”Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam memberikan pertolongan pertama terhadap korban kejadian kegawatdaruratan sehari-hari maupun keadaan bencana di lingkungan sekitar kita, sebelum petugas kesehatan tiba di tempat guna mencegah terjadinya kecacatan dan kematian akibat kejadian kegawatdaruratan tersebut,” jelasnya.
Asti, begitu ia akrab disapa, berharap agar kegiatan ini dapat membimbing masyarakat dan para pelajar di kecamatan Seko agar mampu melakukan pertolongan pertama apabila terjadi kasus kegawatdaruratan sebelum petugas medis datang di lingkungan sekitar.
”Semoga kegiatan ini ke depannya dapat mendukung peningkatan pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan, khususnya pelayanan kegawatdaruratan medis kepada masyarakat kita di kabupaten Luwu Utara, khususnya masyarakat di kecamatan Seko,” harap Asti.
Paling penting, lanjut dia, para peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapatkannya.
“Kepada peserta diharapkan mengikuti kegiatan ini dengan baik dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekitar kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Aris Abidin menjelaskan bahwa SPGDT adalah sebuah sistem yang merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multisektor) dan didukung berbagai kegiatan profesi disiplin dan multiprofesi untuk menyelenggarakan pelayanan terpadu penderita gawat darurat, baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
”Sistem ini bertujuan untuk melakukan penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra-rumah sakit, intra-rumah sakit, serta antar-rumah sakit,” jelas Aris Abidin.
Dikatakannya, pembentukan layanan kegawatdaruratan melalui Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu atau Public Safety Center (PSC) 119 adalah salah satu bentuk penyelenggaraan SPGDT.
”Pelayanan ini berpedoman pada respon cepat yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat, tenaga kesehatan, pelayanan ambulance serta sistem komunikasi,” pungkasnya. (*)