Kabarpublic.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan mengungkapkan bahwa sebanyak 91 kecamatan di provinsi tersebut masih mengalami kendala akses internet, yang dikenal sebagai wilayah blank spot.
Kondisi ini tersebar di 22 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Kabupaten Toraja Utara menjadi daerah dengan jumlah blank spot terbanyak, mencapai 14 kecamatan. Sementara itu, Kabupaten Selayar menyusul dengan 10 kecamatan yang juga mengalami kendala serupa.
Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Sulsel, Romy Harminto, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan penyedia layanan telekomunikasi, seperti Indosat dan Telkomsel, untuk memberikan dukungan pada wilayah-wilayah blank spot tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran proses pemilihan, terutama dalam pemanfaatan teknologi Sistem Informasi dan Rekapitulasi (Sirekap).
“Kami sudah berkoordinasi dengan Indosat dan Telkomsel, dan alhamdulillah, mereka berkomitmen untuk membantu mengatasi titik-titik blank spot ini,” ujar Romy, kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).
Selain berkolaborasi dengan penyedia layanan telekomunikasi, KPU Sulsel juga meminta dukungan dari PLN untuk menghadapi potensi pemadaman listrik di wilayah-wilayah rawan.
Romy berharap PLN dapat menyediakan genset di kantor-kantor KPU daerah guna menjamin kelancaran pada hari pemungutan suara.
“Kami juga telah meminta bantuan dari PLN, dan mereka telah berjanji untuk menyediakan genset di setiap kantor KPU di provinsi Sulsel agar bisa mencegah mati lampu,” tambahnya.
Romy menegaskan bahwa proses rekapitulasi digital melalui Sirekap tidak akan berjalan optimal jika masih ada banyak titik blank spot di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Sirekap tidak bisa berfungsi maksimal tanpa dukungan dari Indosat dan Telkomsel,” jelas Romy.
PT PLN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) sebelumnya telah memastikan kesiapan pasokan listrik selama Pilkada Serentak 2024.
Senior Manager Distribusi PLN UID Sulselrabar, Ansats Pram Andreas Simamora, menyebut bahwa kondisi pembangkit listrik di wilayah tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami berusaha menjaga stabilitas sistem listrik, dan sejauh ini kondisi pembangkit lebih baik daripada tahun lalu,” ungkap Ansats.
Dengan langkah-langkah koordinasi yang dilakukan ini, KPU Sulsel berharap dapat meminimalisir kendala teknis pada hari pemilihan demi kelancaran Pilkada 2024. (**)