Kabarpublic.com – Rafa Ramadan (10) menjadi korban tabrak pengendara motor bersama 2 rekannya saat pulang shalat tarawih di Kecamatan Kalaena, Luwu Timur.
Atas peristiwa itu, ia kemudian dilarikan di RSUD I Lagaligo Wotu untuk mendapatkan perawatan selama kurang lebih 10 jam hingga dinyatakan meninggal Rabu (26/3/2025).
“Iya betul meninggal Rafa Ramadan, saat masih dalam perawatan,” kata Kanit Gakkum Lantas Polres Luwu Timur, IPDA Almayuddin kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).
Almayuddin mengungkapkan bahwa korban memang tidak pernah sadarkan diri sejak kejadian kecelakaan.
Sementara itu, dua korban lainnya, Atreya Radika (10) dan Muh. Fadil (9), masih menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit akibat luka yang mereka alami.
“Kedua korban lainnya masih dalam perawatan Puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan, kedua pelaku sudah diamankan oleh pihak Polres Luwu Timur guna penyelidikan lebih lanjut,” jelas Almayuddin.
Almayuddin mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut apakah pengendara motor itu dalam keadaan mabuk.
“Saya belum tahu soal dia habis minum atau tidak (mabuk), yang berhak mengeluarkan hasil itu nanti dari pemeriksaan. Kami masih melakukan penyelidikan mengenai kejadian laka lantas ini,” ucpanya.
Kecelakaan tersebut terjadi pada Selasa (25/3/2025) sekitar pukul 20.35 Wita di Jalan Poros Kalaena, Dusun Lembo Harapan, Desa Pertasi Kencana, Kecamatan Kalaena.
Kapolsek Mangkutana, AKP Simon Siltu, tiga anak yang baru pulang shalat tarawih ditabrak dari belakang oleh pengendara motor, mengakibatkan mereka mengalami luka-luka.
“Iya, mereka pulang tarawih lalu ditabrak motor dari belakang hingga mengakibatkan korban luka,” ungkap AKP Simon Siltu.
Akibat insiden tersebut, dua korban yang mengalami luka parah langsung dirujuk ke RSUD I Lagaligo Wotu untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
“Rafa mengalami luka di kepala bagian belakang terbuka, pipi kanan luka lecet, dahi kanan luka terbuka, dan tidak sadarkan diri. Atreya mengalami patah tangan kiri dan dirujuk ke RSUD I Lagaligo Wotu,” pungkasnya. (*)