DaerahNewsPilihan Editor

Aktivis Lingkungan Ingatkan PT BMS Soal Dampak Ekologis di Bua: Jangan Sampai Ekonomi Tumbuh, Tapi Alam Rusak

6
×

Aktivis Lingkungan Ingatkan PT BMS Soal Dampak Ekologis di Bua: Jangan Sampai Ekonomi Tumbuh, Tapi Alam Rusak

Sebarkan artikel ini
Ketua Yayasan Lestari Alam Luwu, Ismail Ishak.

Kabarpublic.com- Aktivitas industri pengolahan nikel milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, terus meningkat.

Setelah sebelumnya pabrik I resmi beroperasi, kini perusahaan tersebut bersiap mengaktifkan pabrik II yang memiliki kapasitas produksi lebih besar dan membuka perekrutan tenaga kerja secara besar-besaran.

Namun, di balik geliat pertumbuhan ekonomi itu, muncul kekhawatiran dari kalangan pegiat lingkungan terhadap potensi dampak ekologis yang dapat ditimbulkan dari aktivitas produksi skala besar tersebut.

Ketua Yayasan Lestari Alam Luwu, Ismail Ishak, mengingatkan agar perusahaan dan pemerintah daerah tidak abai terhadap aspek lingkungan dalam setiap tahapan operasional.

Baca juga:  Pata-Dhevy Ramah Tamah Bersama Relawan Kopi Top, Sampaikan Hal Ini

 

“Semakin besar aktivitas industri, maka semakin besar pula potensi limbah dan polusi yang dihasilkan. Limbah cair, debu, hingga aktivitas bongkar muat di jetty bisa berpengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan, terutama perairan di sekitar Bua,” ujar Ismail, Senin (27/10/2025).

Menurut Ismail, aktivitas produksi nikel berskala besar berpotensi menghasilkan berbagai jenis limbah baik padat, cair, maupun gas yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan sekitar, termasuk pesisir dan perairan Bua.

Baca juga:  Domino Menpora Cup Jadi Magnet Wisata dan Ekonomi di HUT ke-66 Luwu

Ia pun mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu agar aktif melakukan pemantauan rutin terhadap seluruh proses operasional PT BMS, mulai dari pengelolaan limbah, emisi udara, hingga dampaknya terhadap ekosistem pesisir.

“Kami berharap DLH tidak hanya menunggu laporan perusahaan, tapi juga turun langsung melakukan verifikasi di lapangan. Ini penting agar aktivitas produksi tidak meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang sulit diperbaiki,” tegasnya.

Selain itu, Ismail juga meminta agar PT BMS menunjukkan komitmen nyata terhadap kelestarian lingkungan dengan memastikan setiap tahapan kegiatan memiliki sistem pengendalian lingkungan yang efektif dan transparan.

Baca juga:  Angin Puting Beliung Terjang Dua Kecamatan di Luwu, 52 Rumah Warga Rusak

“Produksi boleh jalan, tapi lingkungan juga harus tetap lestari. Jangan sampai ekonomi tumbuh, tapi alam rusak,” tutupnya. (**)