Kutai Timur – Banjir akibat luapan Sungai Bengalon merendam sepanjang Jalan Awang Long, termasuk Pasar Sebongkok, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim).
Banjir yang sudah berlangsung selama dua minggu ini menyebabkan kelumpuhan ekonomi, terutama bagi para pedagang di pasar tersebut.
Diketahui, ketinggian air di Pasar Sebongkok sudah mencapai lutut orang dewasa. Bahkan, semakin ke dalam menuju Kantor Desa Sepaso Timur, akses jalan sudah tidak dapat dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Air sudah dua minggu naik dan semakin tinggi, belum ada tanda-tanda surut. Rumah saya sudah satu minggu kemasukan air, jadi tidak bisa berjualan,” ungkap Tia.
Ia mengaku kondisi ini membuat banyak pedagang memilih mengungsi dan menutup toko mereka, sehingga roda perekonomian di pasar utama Bengalon ini lumpuh total.
Padahal, Pasar Sebongkok merupakan pusat perdagangan yang strategis, dekat dengan Kantor Camat Bengalon, dan menjadi sumber perputaran ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Sampai hari ini kami hanya bisa mengandalkan kapal karet milik tetangga untuk mobilitas. Bantuan pun belum ada yang tersalurkan ke kami,” tambahnya.
Selain kesulitan berjualan, warga juga menghadapi krisis bahan pokok dan air bersih. Air banjir yang menggenangi kawasan pasar berwarna hitam dan berbau tidak sedap, menambah penderitaan warga yang terdampak.
“Kami berharap pemerintah segera memberikan bantuan, terutama bahan pokok dan air bersih. Semoga air cepat surut agar kami bisa kembali beraktivitas normal. Kalau begini terus, kami bingung harus bagaimana, karena mata pencaharian utama kami dari berjualan,” tutupnya. (**)