DaerahNewsPilihan EditorPolitik

Cerita Dibalik Kata “Kotte” Pada Pilkada Luwu yang Lagi Viral

230
×

Cerita Dibalik Kata “Kotte” Pada Pilkada Luwu yang Lagi Viral

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Gambar Itik. (Ist)

KABARPUBLIC.COM – Kata “Kotte” (itik) kini menjadi ikon viral di Kabupaten Luwu, khususnya di kalangan pendukung pasangan H. Patahudding – Devhy Bijak Pawindu (PADI), yang merupakan pemenang Pilkada Luwu dengan nomor urut 02.

Julukan ini awalnya muncul sebagai sindiran, tetapi kini justru menjadi simbol kebanggaan dan persatuan bagi tim dan pendukung PATA-DEVHY.

Asal Mula Kata “Kotte

Istilah ini bermula saat rombongan pendukung PATA-DEVHY melakukan perjalanan ke Walmas untuk kampanye dialogis.

Baca juga:  Sekjen Kemenag RI Dukung Proyek Perubahan "LEMPU" Kemenag Sulsel dalam Penguatan Moderasi Beragama

Sebuah video merekam iring-iringan mobil pendukung dari arah selatan menuju Walmas.

Dalam video tersebut, seseorang berkomentar, “Lendu omi to rombongan 02 situru kotte nokko Walmas” (Lewat lagi rombongan 02 beriringan seperti itik menuju ke Walmas).

Komentar ini awalnya dimaksudkan sebagai ejekan. Namun, tim PATA-DEVHY justru melihatnya dari sisi positif.

Mereka menganggap “Kotte” melambangkan filosofi kebersamaan yang erat, layaknya itik yang selalu bergerak bersama.

Filosofi ini menjadi semangat juang tim dan pendukung pasangan nomor 02.

Baca juga:  Agussalim Paparkan Program Kerja Dibidang Kesehatan dan Pertanian

Itik Sebagai Spirit Perjuangan

Semangat kebersamaan ini terlihat dalam setiap kegiatan kampanye dialogis PATA-DEVHY.

Tim selalu hadir dengan solid dan saling mendukung, mencerminkan kekompakan yang sulit dipisahkan.

Ketika kampanye akbar digelar di Lapangan Andi Djemma Belopa, istilah “Kotte” semakin ramai diperbincangkan, terutama di media sosial seperti Facebook.

Para pendukung dengan bangga menyebut diri mereka sebagai “Pasukan Kotte.”

Kemenangan Telak Pasangan PATA-DEVHY

Pada 27 November, semangat “Pasukan Kotte” terbukti membuahkan hasil.

Baca juga:  Komplotan Pembuat dan Pengedar Uang Palsu di UIN Makassar Belajar Otodidak

Pasangan PATA-DEVHY berhasil meraih kemenangan telak, mengalahkan dua pasangan lainnya, yakni Agus Salim-Erwin Barabba dan Arham-Rahmat.

Julukan “Kotte” yang awalnya dimaksudkan sebagai sindiran kini berubah menjadi simbol kekuatan, solidaritas, dan kemenangan.

Kisah “Kotte” menjadi bukti bahwa kebersamaan dan kekuatan kolektif dapat menjadi faktor penting dalam sebuah perjuangan.

Tidak hanya sebagai identitas, tetapi juga sebagai inspirasi bagi pendukung pasangan PATA-DEVHY dalam mengukir sejarah di Pilkada Kabupaten Luwu. (Is)